QURDIS KLS 7 - MTS SA DARUL IHSAN

BELAJAR DAN TERUS BELAJAR

Rabu, 13 Januari 2021

QURDIS KLS 7

 

         SIKAP TOLERANKU MEWUJUDKAN KEDAMAIAN

 

Allah menciptakan manusia dengan beragam. Dari jenis kelamin, warna kulit, rambut, wajah, pemikiran, sikap, sifat dan sebagainya. Kesemuanya itu bukti nyata bahwa keberagaman itu memang benar adanya. Dalam sejarah bangsa kita, kita mengenal istilah bhinneka tunggal ika, yang berarti bahwa Negara kita Indonesia tidak berasal dari satu jenis. Melainkan berbagai macam agama, suku, budaya, bahasa dan adat istiadat. Namun hal tersebut bukanlah penghalang bangsa menuju persatuan dan kesatuan. Hal tersebut sesuai dengan ajaran Islam bahwasannya manusia diciptakan Allah Swt dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sehingga memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Untuk itu Manusia harus saling menghargai agar terwujud kehidupan yang rukun, aman dan sejahtera. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat [13]

Yang artinya:“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

 

Toleran menciptakan kedamaian

Tiada henti hati kita berdecak kagum jika mengingat kisah Rasulullah Saw. dengan keluhuran akhlaknya dan kemuliaan budi pekertinya. Untaian kata yang tidak pernah melukai, sikap diri yang sangat hati-hati dan keteguhan hati yang tak tertandingi. Subhanallah, bahkan di kalangan kaum kafir Quraisy beliau dikenal dengan al-amin yang artinya dapat dipercaya. Di kalangan Yahudi beliau sangat terkenal dengan toleransinya. Toleransi yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. terhadap agama-agama lain sangat jelas sebagaimana terungkap dalam sejarah. Pernah suatu saat para pendeta dari agama Nasrani datang kepada Rasulullah Saw untuk mengetahui tentang agama Islam. Dalam beberapa hari mereka hidup bersama umat Islam. Pada suatu saat sampailah mereka pada hari Ahad, hari dimana bagi orang Nasrani adalah hari beribadah untuk mengagungkan Tuhannya. Rasulullah Saw memberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan itu. Namun di lingkungan umat Islam itu tidak ada gereja untuk mereka gunakan melakukan ritual ibadah, maka problem seperti ini disampaikan kepada Rasulullah Saw Kemudian Rasulullah Saw merelakan dan mempersilakan para pendeta itu untuk melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya di masjid

Toleran adalah sifat atausikap suka menenggang(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang erbeda atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri. Dengan kata lain toleran yaitu memberi kebebasan kepada orang lain untuk bersikap atau berpendirian sesuai dengan keinginannya. Konsep dalam Islam yang paling dekat dari segi pengertian dengan konsep toleransi barat ialah tasamuh yang berarti sikap pemurah, penderma, dan gampangan. Atau juga dapat diartikan dengan mempermudah, memberi kemurahan dan keluasan. Dalam konteks ibadah, tasamuh berarti memberi kemudahan dalam menjalankan kewajiban-kewajiban ibadah, seperti sholat jama’ qasar dalam perjalanan ataupun tayammum jika tidak dapat menemukan air untuk berwudhu. Namun dalam hal sosial, tasamuh akan sangat bermakna bagi kehidupan manusia, karena kemudahan dan kebebasan diberikan kepada orang lain untuk berpikiran yang berbeda dengan pemikirannya, melaksanakan ibadah yang berbeda dengan ibadah yang dilakukannya. Sehingga akan terjalin kehidupan yang harmonis dan saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Fanatik penyeimbang sikap Toleran

Ada dua istilah Islam tentang sikap fanatik; 1) Istiqamah adalah keteguhan hati dan 2) Ta’ashub adalah fanatik buta. Dari dua istilah tersebut menunjukkan fanati memiliki positif dan negatif. Sehingga fanatik yang berlebihan akan sangat membahayakan bagi kerukunan hidup umat Islam dimanapun berada. Kisah tentang sikap fanatik buta di zaman Rasulullah dikisahkan dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin Dinar Ra. dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu,ia berkata:

Yang Artinya:

”Dahulu kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di Gaza, Lalu ada seorang laki- laki dari kaum Muhajirin yang memukul pantat seorang lelaki dari kaum Anshar. Maka orang Anshar tadi pun berteriak:‘Wahai orang Anshar (tolong aku).’ Orang Muhajirin tersebut pun berteriak:‘Wahai orang muhajirin (tolong aku).’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda:‘Seruan Jahiliyyah macam apa ini?!.’ Mereka berkata:‘Wahai Rasulullah, seorang muhajirin telah memukul pantat seorang dari kaum Anshar.’ Beliau bersabda:‘Tinggalkan hal itu, karena hal itu adalah buruk.’” (HR. Al Bukhari dan yang lainnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar