B.
Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
Ø Bangsa arab memiliki karakter positif seperti
pemberani, ketahanan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri &
martabat, penganut kebebasan, loyal terhadap pimpinan. Pola hidup sederhana,
ramah, ahli syair dan sebagainya. Tapi karakter baik mereka terkikis oleh
keja-hiliyahan mereka.
Ø Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
seperti minum khamr (arak) sampai mabuk, berzina, berjudi, merampok dan
sebagainya. Mereka menempatkan perempuan pada kedudukan yang sangat rendah.
perempuan dipandang ibarat binatang piaraan dan tidak memiliki kehorma-tan dan
kekuatan untuk membela diri. Laki-laki memiliki kebebasan untuk menikah dan
menceraikan semaunya.
Tradisi
yang terburuk di masyarakat Arab adalah mengubur anak-anak perempuan mereka
hidup-hidup. Mereka merasa terhina dan malu memiliki anak perempuan dan marah
bila istrinya melahirkan anak perempuan. Mereka menyakini bahwa anak perempuan
akan membawa kemis-kinan dan kesengsaraan.
Selain itu, sistem perbudakan berlaku di
masyarakat Arab. Para majikan memiliki kebebasan mempelakukan budanyaknya.
Mereka punya kebebasan menyiksa budaknya, bahkan memperla-kukan budaknya seperti
binatang dan barang dagang yang bisa dijual atau dibunuh. Posisi budak tidak
memiliki kebebasan hidup yang layak dan manusiawi.
C.
Kondisi Ekonomi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
Bangsa arab memiliki mata
pencaharian bidang
1.perdagangan
2.pertanian, dan
3.peternakan.
Peternakan menjadi sumber
kehidupan bagi Arab badui.Mereka memiliki hidup yang bersifat Nomaden
yaitu hidupnya berpindah-pindah
masyarakat perkotaan yang
menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala
ternak milik sendiri, ada juga yg mengem-bala ternak orang lain. Seperti Nabi
Muhammad saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau seorang pengembala
kambing. Begitu juga Umar bin Khaththab, Ibnu Mas’ud dan lain
masyarakat perkotaan yang
menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala
ternak milik sendiri, ada juga yg mengem-bala ternak orang lain. Seperti Nabi
Muhammad saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau seorang pengembala
kambing. Begitu juga Umar bin Khaththab, Ibnu Mas’ud dan lain
Suku Quraisy merupakan
pendudukan Mekkah yang memegang peranan dalam perniagaan di Jazirah Arab.
Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang Yaman yg pindah ke
Mekah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan
Kebisaan Orang-orang
Quraisy mengadakan perjalanan perdagangannya ke daerah-daerah lain. Allah Saw. mengabadikan
perjalanan dagang mereka sebagai perjalanan dagang yg sangat terkenal, yaitu
perjalanan musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya perjalanan dagang musim
panas ke Syam. Allah berfirman:
لإِيلاَفِ قُرَيْشٍ {1} إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ
الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ {2} فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ {3}
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ
خَوْفٍ {4}
Artinya 1. karena kebiasaan
orang-orang Quraisy, 2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin
dan musim panas, 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka'bah). 4 yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Quraisy: 1-4)
Orang-orang Arab memiliki
pusat-pusat perdagangan yg terkenal seperti Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz.
Fungsi pusat perdagangan bukan hanya sebagai tempat transaksi perdagangan,
tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator
Pada Transaksi ekonomi,
transaksi riba sudah merata di jazirah Arab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar