SENI BUDAYA LOKAL NUSANTARA
Kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddayah
bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi atau akal
Kesenian adalah salah satu media yang paling mudah diterima dalam penyebaran
agama Islam. Salah satu buktinya adalah menyebarnya agama Islam dengan
menggunakan wayang kulit dan gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang
dimaksud dengan tradisi adalah suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun
didalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.
Seni budaya lokal yang bernafaskan Islam adalah segala
macam bentuk kesenian yang berasal dan berkembang dalam masyarakat Indonesia
serta telah mendapat pengaruh dari agama Islam. Para ulama dan wali pada zaman
dahulu bukanlah manusia yang bodoh dan tidak tahu hukum agama Islam/Syariat
Islam.
Para ulama dan wali itu adalah orang-orang yang cerdas
lahir batin dan mampu menerjemahkan pesan Islam ke dalam seni budaya dan
tradisi yang ada pada masyarakat Indonesia. Untuk itulah perlu adanya pemahaman
secara bersama, bahwa seni budaya dan tradisi tidak harus iharamkan secara
total karena memang mengandung nilai-nilai keislaman. Contoh budaya lokal dan
budaya yang bernuansa Islami: Wayang, Hadrah dan salawat kepada Nabi Muhammad
Saw, Qasidah, Tari Zapin, Mauludan.
a. Wayang
Kata
“wayang” menurut bahasa berarti ”ayang-ayang” atau bayangan. Karena yang terli-hat
adalah bayangannya dlm kelir (tabir kain putih sebagai gelanggang permainan
wayang). Bisa juga diberi penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan
dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung unsur pelajaran (wejangan).
Pertunjukan ini diiringi dengan teratur oleh seperangkat gamelan. Wayang pada
mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Fatah.
Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia. Karena bentuk wayang berkaitan dengan
syariat agama Islam, maka para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula
lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan.
Pada
tahun 1443 Saka, bersamaan dgn berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud
wayang geber diganti menjadi wayang kulit secara terperinci satu persatu
tokoh-tokohnya. Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab
Ramayana dan Mahabarata. Tentunya, para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita
keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan di dalamnya.
Salah
satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah Jimad/Jamus Kalimasada yang
dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan, masih banyak
lagi istilahistilah Islam yang dipadukan dengan istilah dalam pewayangan.
b.
Hadrah dan salawat
kepada Nabi Muhammad Saw.
Hadrah
adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang di-iringi
dengan rebana (perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya, sedangkan
lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islam, yaitu tentang
pujian kepada Allah Swt. dan sanjungan kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam
menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu
cinta, nasihat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah
masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman seka-rang, kesenian hadrah
biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bah-kan kesenian
hadrah ini dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.
c.
Qasidah
Qasidah
artinya suatu jenis seni suara yang menampilkan nasihat-nasihat keislaman.
Dalam lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa
nasihat-nasihat, shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi
dgn musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika
Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah.
d.
Tari Zapin
Tari
Zapin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin
diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya
berira-ma padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan
pada upacara atau perayaan tertentu misalnya: khitanan, pernikahan dan
peringatan hari besar Islam lainnya.
e.
Mauludan
Setiap
bulan Rabi’ul Awal tahun Hijriyah, sebagian besar umat Islam Indonesia menye-lenggarakan
acara mauludun (pembacaan sejarah Nabi). Maksud dari acara tersebut
adalah untuk mengenang hari kelahiran Rasulullah saw. Dalam acara tersebut
diadakan pembacaan sejarah hidup Nabi Muhammad Saw, ada beberapa kitab/ naskah
mauludan (Maulid), dianta-ranya yang paling terkenal adalah kitab maulid Al-Barzanji atau Simtud Durar. Puncak acara mauludan biasanya terjadi pada tgl 12
Rabiul Awal, di mana tanggal tersebut Rasulullah saw dilahirkan. Di Aceh
tradisi Maulu-dun adalah sebagai pengganti upeti atau pajak bagi kera-jaan
Turki, karena dahulu Kerajaan Aceh memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan
Turki. Intinya, Maulidan ini adalah merayakan hari ulang tahun atau hari
kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar