SENI BUDAYA KELAS 9 - MTS SA DARUL IHSAN

BELAJAR DAN TERUS BELAJAR

Rabu, 20 Januari 2021

SENI BUDAYA KELAS 9

 

SENI BUDAYA LOKAL NUSANTARA

 

 

Kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi atau akal Kesenian adalah salah satu media yang paling mudah diterima dalam penyebaran agama Islam. Salah satu buktinya adalah menyebarnya agama Islam dengan menggunakan wayang kulit dan gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi adalah suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun didalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.

Seni budaya lokal yang bernafaskan Islam adalah segala macam bentuk kesenian yang berasal dan berkembang dalam masyarakat Indonesia serta telah mendapat pengaruh dari agama Islam. Para ulama dan wali pada zaman dahulu bukanlah manusia yang bodoh dan tidak tahu hukum agama Islam/Syariat Islam.

Para ulama dan wali itu adalah orang-orang yang cerdas lahir batin dan mampu menerjemahkan pesan Islam ke dalam seni budaya dan tradisi yang ada pada masyarakat Indonesia. Untuk itulah perlu adanya pemahaman secara bersama, bahwa seni budaya dan tradisi tidak harus iharamkan secara total karena memang mengandung nilai-nilai keislaman. Contoh budaya lokal dan budaya yang bernuansa Islami: Wayang, Hadrah dan salawat kepada Nabi Muhammad Saw, Qasidah, Tari Zapin, Mauludan.

 

a.      Wayang

Kata “wayang” menurut bahasa berarti ”ayang-ayang” atau bayangan. Karena yang terli-hat adalah bayangannya dlm kelir (tabir kain putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan ini diiringi dengan teratur oleh seperangkat gamelan. Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Fatah. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia. Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat agama Islam, maka para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan.

Pada tahun 1443 Saka, bersamaan dgn berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud wayang geber diganti menjadi wayang kulit secara terperinci satu persatu tokoh-tokohnya. Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya, para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan di dalamnya.

Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah Jimad/Jamus Kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan, masih banyak lagi istilahistilah Islam yang dipadukan dengan istilah dalam pewayangan.

b.      Hadrah dan salawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang di-iringi dengan rebana (perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya, sedangkan lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islam, yaitu tentang pujian kepada Allah Swt. dan sanjungan kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu cinta, nasihat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman seka-rang, kesenian hadrah biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bah-kan kesenian hadrah ini dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.

c.      Qasidah

Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang menampilkan nasihat-nasihat keislaman. Dalam lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasihat-nasihat, shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dgn musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah.

d.      Tari Zapin

Tari Zapin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berira-ma padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya: khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya.

e.      Mauludan

Setiap bulan Rabi’ul Awal tahun Hijriyah, sebagian besar umat Islam Indonesia menye-lenggarakan acara mauludun (pembacaan sejarah Nabi). Maksud dari acara tersebut adalah untuk mengenang hari kelahiran Rasulullah saw. Dalam acara tersebut diadakan pembacaan sejarah hidup Nabi Muhammad Saw, ada beberapa kitab/ naskah mauludan (Maulid), dianta-ranya yang paling terkenal adalah kitab maulid Al-Barzanji atau Simtud Durar. Puncak acara mauludan biasanya terjadi pada tgl 12 Rabiul Awal, di mana tanggal tersebut Rasulullah saw dilahirkan. Di Aceh tradisi Maulu-dun adalah sebagai pengganti upeti atau pajak bagi kera-jaan Turki, karena dahulu Kerajaan Aceh memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Turki. Intinya, Maulidan ini adalah merayakan hari ulang tahun atau hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar