SKI KLS 8 - MTS SA DARUL IHSAN

BELAJAR DAN TERUS BELAJAR

Sabtu, 30 Januari 2021

SKI KLS 8

 

A.      Penguasa Ayyubiyah Terkenal

1.       Biografi Shalahuddin Al-Ayyubi(564-589 H/ 1171-1193 M) 

Nama lengkapnya, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi Abdul Muzaffar Yusuf bin Najmud-din bin Ayyub. Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi. Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh. Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa benteng Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja SuriahNuruddin Mahmud.

Pendidikan masa kecilnya, Shalahuddin dididik ayahnya untuk menguasai sastra, ilmu kalam, menghafal Al Quran dan ilmu hadits di madrasah. Dalam buku-buku sejarah ditutur-kan bahwa cita-cita awal Shalahuddin ialah menjadi orang yang ahli di bidang ilmu-ilmu agama Islam (ulama). Ia senang berdiskusi tentang ilmu kalam, Al-Qur’an, fiqih, dan hadist.

Selain mempelajari ilmu-ilmu agama, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan me-nekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendi-dikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Dari kecil sudah terlihat karakter kuat Salahudin yang rendah hati, santun serta penuh belas kasih. Salahudin tumbuh di lingkungan keluarga agamis dan dalam lingkungan keluarga ksatria.

Dunia kemiliteran semakin diakrabinya setelah Sultan Nuruddin menempatkan ayahnya sebagai kepala divisi milisi di Damaskus dan pada umur 26 tahun, Shalahuddin bergabung dengan pasukan pamannya (Asaduddin Syirkuh), dalam memimpin pasukan muslimin ke Mesir atas tugas dari gubernur Suriah (Nuruddin Zanki), untuk membantu perdana menteri Dinasti Fathimiyah (Perdanana Menteri Syawar) menghadapi pemberontak Dirgam. Misi tersebut berhasil Perdana menteri Syawar kembali kepada kedudukannya semula tahun 560 H/1164 M. 

Tiga thn kemudian, Nuruddin Zanki kembali menugaskan Panglima Asaduddin Syirkuh dan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi untuk menaklukkan Mesir. Hal ini dikarenakan Perdana Menteri Syawar telah mengadakan perjanjian dengan Amauri, Panglima tentara Salib, yang dulu pernah membantu Dirgam. Perjanjian tersebut dipandang membahayakan posisi Suriah dan umat Islam pada umumnya. Setelah penyerangan kelima kali, tahun 1189 Mesir dapat dikuasai.  Assadudin Shirkuh kemudian meninggal. Selanjutnya Salahudin diangkat  menjadi seorang wazir menggantikan pamannya yaitu pada thn 1169 .

Shalahuddin semakin menunjukkan kepiawaiannya dalam kepemimpinan. Ia mampu melakukan mobilisasi dan reorganisasi pasukan dan perekonomian di Mesir, terutama untuk menghadapi kemungkinan serbuan balatentara Salib. Berkali-kali serangan pasukan Salib ke Mesir dapat dipatahkan. Akan tetapi keberhasilan Shalahuddin dalam memimpin Mesir mengakibatkan Nuruddin merasa khawatir tersaingi. Akibatnya hubungan mereka membu-ruk. Thn 1175 Nuruddin mengirimkan pasukan untuk menaklukan Mesir. Tetapi Nuruddin meninggal saat armadanya sedang dalam perjalanan. Akhirnya penyerangan dibatalkan. Tampak kekuasaan diserahkan kepada putranya yang masih sangat muda.

Shalahudin berangkat ke Damaskus untuk mengucapkan bela sungkawa. Kedatangannya ba-nyak disambut dan  dieluelukan. Shalahuddin yang santun berniat untuk menyerahkan kekuasaan kepada raja yang baru yang masih belia ini. Pada tahun itu juga raja muda ini sakit dan meninggal. Posisinya digantikan oleh Salahudin yg diangkat menjadi pemimpin kekhalifahan Suriah dan Mesir.

Tiga tahun kemudian, ia menjadi penguasa Mesir dan Syria menggantikan Sultan Nuruddin yang wafat. Suksesi yang ia lakukan sangat terhormat, yaitu dengan menikahi janda mendiang Sultan demi menghormati keluarga dinasti sebelumnya. Ia memulai dengan revitalisasi ekonomi, reorgani-sasi militer, dan menaklukan Negara-negara muslim kecil untuk dipersatukan melawan pasukan salib.

Impian bersatunya bangsa muslim tercapai setelah pada September 1174, Shalahuddin berhasil menundukkan Dinasti Fatimiyah di Mesir untuk patuh pada kekhalifahan Abba-siyah di Baghdad. Dinasti Ayyubiyah akhirnya berdiri di Mesir menggantikan dinasti sebe-lumnya(Dinasti Fatimiah) yang bermazhab syi’ah.

Pada usia 45 tahun, Shalahuddin telah menjadi orang paling berpengaruh di dunia Islam. Selama kurun waktu 12 tahun, ia berhasil mempersatukan Mesopotamia, Mesir, Libya, Tunisia, wilayah barat jazirah Arab dan Yaman di bawah kekhalifahan Ayyubiyah. Kota Damaskus di Syria menjadi pusat pemerintahannya.

Shalahuddin meninggal di Damaskus pada tahun 1193 M dalam usia 57 tahun.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar